Ada banyak legenda hidup di blantika musik tanah air. Mereka bukan saja sudah berhasil menciptakan banyak lagu-lagu dan banyak album, tetapi karya mereka bukanlah sebuah karya biasa. Karya mereka bukanlah jenis lagu musiman yang ngetop untuk kemudian hilang. Tema yang mereka angkat pun bukan tema “kacangan” macam tema cinta dan perselingkuhan yang sering kita dengar di televisi saat ini. Orang tentu akan dengan mudah mengingat dahsyatnya lagi Bento dan Bongkar milik Iwan Fals. Ya, Iwan Fals adalah salah satu tonggak musik tanah air yang secara konsisten mampu dan mau menyuarakan suara hati rakyat banyak akan ketidak adilah yang ada di sekitar kita.
Sama dahsyatnya dengan Iwan Fals, sosok Franky Hubert Sahilatua atau yang lebih dikenal dengan Franky Sahilatua juga memiliki kontribusi dahsyat buat dunia musik tanah air. Kiprah Franky sebagai musisi boleh jadi tidak terukur dalam jumlah platinum yang diraih, sebuah level penghargaan untuk tingkat penjualan yang dijadikan tolok ukur keberhasilan musisi tanah air saat ini. Franky Sahilatua konsisten dengan musik balada dengan muatan-muatan “berat” mengenai alam dan kehidupan, seperti tertuang dalam lagu Perjalanan dan Bis Kota, dua dari banyak karya fenomenal Franky. Seolah tak cukup berkarya sendiri, dua fenomena musik tanah air ini pernah berkolaborasi dalam sebuah album.
Iwan dan Franky pernah bekerja sama dalam sebuah album yang diberi tajuk “Terminal”. Album ini dirilis pada tahun 1993. Keduanya bernyanyi dalam lagu Terminal dengan dukungan musisi legendaris lainnya, Ian Antono. Sepertinya, musik Indonesia merindukan sosok-sosok berintegritas semacam mereka lagi yang benar-benar mencurahkan segala daya dan upaya, pikiran dan tenaga untuk menghasilkan karya yang tak hanya bagus tetapu juga memiliki misi yang jelas. Musik Indonesia seperti telah kehilangan rohnya ketika angin kapitalisme memporak-porandalan idealisme para produser. Produser musik Indonesia lebih memilih mencari band-band baru yang sangat ingin “ngetop” dengan modal tampang keren walau musikalitas ala kadarnya. Hal ini tentu karena permintaan pasar. Entah kapan akan muncul idola baru seperti Iwan dan Franky.
0 comments:
Post a Comment