JFC'Oi Pemanjat Jatibarang Indramayu

Hidup Bersama Harus Dijaga Persaudaraan Kita Untuk Selamanya

Sang Maestro Iwan Fals

Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir 3 September 1961 di Jakarta) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Lewat lagu-lagunya...

Kantata Takwa 1990

Nama kelompok musik legendaris beranggotakan para musisi-seniman berkualitas tinggi yang dimiliki Indonesia.

Kantata Samsara 1998

Angin berputar putar ditengah matahari Bila anarki dan emosi bernyanyi Kepalsuan membudaya Merobohkan masa depan

Kantata Barock 2011

Setiawan Djody mengadakan konferensi pers dikediamannya. Acara ini tentang bangkitnya kembali Kantata Takwa. Setiawan Djody bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo menamakannya Kantata Barock..

Saturday, July 30, 2011

Sang Petualang

Sang Petualang - Iwan Fals/Kantata Takwa

Laut biru begitu lapang
Dan gelombang menghalau bosan
Petualang bergerak tenang
Melihat diri untuk pergi lagi

Ya sejenak hanya sejenak
Ia membelai semua luka
Yang sekejap hanya sekejap
Ia merintih pada samudera

Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap

Petualang merasa sunyi
Sendiri di hitam hari
Petualang jatuh terkapar
Namun semangatnya masih berkobar

Petualang merasa sepi / merasa sunyi
Sendiri dikelam hari
Petualang jatuh terkulai
Namun semangatnya bagai matahari

Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap

Ya sang petualang terjaga
Ya sang petualang bergerak
Ya sang petualang terkapar
Ya sang petualang sendiri

Panggilan Dari Gunung

Panggilan Dari Gunung - Iwan Fals

Panggilan dari gunung
Turun ke lembah-lembah
Kenapa nadamu murung
Langkah kaki gelisah

Matamu separuh katup
Lihat kolam seperti danau
Kau bawa persoalan
Cerita duka melulu

Disini menunggu
Cerita yang lain
Berapa lama diam
Cermin katakan bangkit

Pohon-pohon terkurung
Kura-kura terbius

My Music Playlist

My Music Playlist Oi Pemanjat..!!
1. Lagu Pemanjat - Iwan Fals

2. Panggilan Dari Gunung - Iwan Fals

3.Sang Petualang - Iwan Fals/Kantata Takwa

Secara Otomatis anda bisa mendengarkan lagu_lagu yang ada dalam playlist Blooger kami,  saat anda berkunjung di Blooger Oi Pemanjat..




Trimakasih anda telah sudi dan meluangkan waktunya untuk berkunjung ke Blooger ini...
Salam Oi pemanjat, Persaudaraan Kita Untuk Selamanya..!!

By ; Ivant Falsisme J'f..
Hidup Bersama Harus Dijaga.

Friday, July 29, 2011

In Memoriam. "Sahabat Fals"

W.S Rendra "Si Burung Merak".
Biografi :
Willibrordus Surendra Broto Rendra atau populer dengan nama W.S. Rendra lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935. Ia dikenal sebagai sastrawan ternama yang mendapat julukan 'Si Burung Merak'. Kabarnya, inisial W.S berubah menjadi Wahyu Sulaiman, setelah Rendra menjadi seorang muslim.

Rendra mulai mengenal sastra saat kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Almarhum Mbah Surip, seniman nyentrik yang merupakan sahabat Rendra, menyebut Rendra dengan sebutan 'si Burung Merak Nusantara'.

Kiprahnya diawali dengan mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok, sepulangnya ia dari Amerika Serikat. Selain juga membintangi sejumlah pertunjukan teater, yang di antaranya Orang-orang di Tikungan Jalan, SEKDA, Mastodon dan Burung Kondor, Hamlet, Macbeth, Oedipus Sang Raja, Kasidah Barzanji dan Perang Troya Tidak Akan Meletus.

Rendra yang semenjak kuliah telah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah itu telah menulis ratusan cerpen, sajak dan lagu.

Bahkan bersama Yati Octavia, Rendra pernah membintangi film remaja YANG MUDA YANG BERCINTA, meski film tersebut pernah dilarang beredar karena alasan politis.

Pada 6 Agustus 2009, Rendra dipanggil Yang Maha Kuasa. Setelah sebelumnya sempat dirawat di RS Harapan Kita dan RS Mitra Keluarga, Depok akibat komplikasi, akhirnya ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka, Kompleks Pesona Kayangan Depok, Blok AV No. 5. Dan rencananya, akan dimakamkan di Bengkel Teater miliknya di Depok, Jawa Barat pada Jumat (07/08/09) selepas sholat Jumat.

Rendra pernah menikah tiga kali. Dari istri pertama ia dikaruniai 5 anak, Theodorus Setya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Sammuel Musa, dan Clara Sinta. Dari istri keduanya, ia mendapat 4 anak, Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Sedangkan dari istri ketiganya ia mendapat 2 anak, Isaias Sadewa dan Maryam Supraba.
W.S Rendra meninggal dunia, Kamis (6/8) malam, sekitar pukul 22.30 WIB, di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, Jawa Barat. Padahal 'belum kering air mata' melepas kepergian seniman gaek Mbah Surip yang meninggal Selasa (4/8) kemarin.
"Innalillahi Wainnailahi Rajiun, telah meninggal (dunia) baru saja Mas W.S Rendra di RS Mitra Keluarga Depok, mohon didoakan, trims," demikian isi pesan singkat Gugus kepada wartawan.

W.S Rendra sebelumnya sempat dirawat di RS Harapan Kita Jakarta, dan baru dua minggu mendapat perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, Jawa Barat.

Menurut keterangan, saat pemakaman Mbah Surip di Bengkel Teater, Citayam, Depok, sang penyair itu sempat dibawa pulang ke rumah Kompleks Pesona Khayangan, Depok. Namun W.S Rendra yang mengidap komplikasi beberapa penyakit itu harus kembali dirawat di RS Mitra Keluarga Depok.

Jenazah Rendra disemayamkan di rumah duka, di Kompleks Pesona Kayangan Depok Blok AV No. 5. Rencananya, almarhum akan dimakamkan pada hari Jumat (7/8) pagi. Namun berdasarkan informasi, saat ini juga tengah dilakukan persiapan di Bengkel Teater, Citayam, Depok, untuk menyambut jenazahnya.



Franky Sahilatua. "Franky"
Biografi :
Franky Sahilatua bernama lengkap Franklin Hubert Sahilatua, lahir di Surabaya, 16 Agustus 1953. Franky, yang dikenal sebagai penyanyi balada dan juga aktifis sosial dan politik, ini menghembuskan nafas terakhir di RS Medika Permata Hijau, pada 20 April 2011 pukul 15.15.

Sang penyanyi legendaris tutup usia setelah bertarung dengan kanker sumsum tulang belakang yang mengharuskannya menjalani perawatan intensif selama beberapa saat di Singapura dan Jakarta.

Di masa keemasannya, bersama sang adik, Jane, Franky cukup populer. Duet Franky&Jane telah merilis 15 album, di antaranya, Musim Bunga, Ali Topan, Kepada Angin dan Burung-burung, Panen Telah Datang dan Menyambut Musim Petik. Berikutnya Franky banyak merilis album solo dan mencipta lagu.

Lagunya Di Bawah Tiang Bendera diciptakannya bersama Iwan Fals pada 1996, dengan latar belakang peristiwa 27 Juli. Kemudian lagu Kemesraan juga dipopulerkan Iwan Fals, merupakan lagu karangannya bersama adiknya, Joni.

Selain itu, kini Franky banyak tampil sebagai aktifis sosial yang banyak memberikan kritiknya pada kebijakan-kebijakan yang tidak memihak pada rakyat baik melalui lagu maupun orasi-orasinya. Bahkan pada pemilu 2004, dirinya terang-terangan turut mendukung dan mengkampayekan calon presiden Amien Rais, sebagai calon presiden yang menurutnya paling bersih dibanding yang lain.

Setelah lama tidak terdengar kabar dari penyanyi yang khas dengan lirik lagu kontroversial ini, pada pertengahan Juli 2010, Franky dilarikan ke rumah sakit karena diduga menderita sakit batu ginjal. Franky sendiri mengaku sudah tidak tahan dengan sakit yang dirasakannya, sampai dirinya memaksa untuk masuk rumah sakit.

Selang dua minggu dari perawatannya di Rumah Sakit Bintaro, Franky diresmikan menderita kanker sumsum tulang belakang yang mengharuskannya dilarikan ke Singapura untuk perawatan lebih lanjut. Franky harus menjalani operasi dan kemoterapi dengan biaya yang sangat tinggi. Bahkan kabarnya beberapa alat yang digunakan untuk merawat Franky harus dilepas karena kurangnya biaya.

Oleh karena ini, beberapa teman dan sahabat sesama musisi dan seniman menggelar malam dana Tribute to Franky Sahilatua di Bengkel Cafe, SCBD, Jakarta pada Kamis 12 Agustus 2010. Acara ini dihadiri berbagai pihak mulai dari politisi, aktor dan aktris, sampai sesama musisi. Acara ini diprakarsai oleh Glenn Fredly, Dwiki Darmawan, Ebiet G. Ade dan Garin Nugroho. Dana yang terkumpul dari acara ini sementara dicatat sebesar Rp. 52.650.000, US$6420, dan 1050 dollar Singapura.

Pada Oktober 2010, Franky dinobatkan sebagai penerima penghargaan Lifetime Achievement Award yang diberikan SCTV Award 2010, atas semua perannya di dunia musik Indonesia.
Franky Sahilatua meninggal dunia di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan, pada Rabu (20/4) pukul 15.15 WIB. Pelantun Lelaki Dan Rembulan kelahiran 16 Agustus 1953 tersebut meninggalkan satu istri dan dua anak. Hari ini juga, rencananya jenazah Franky akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir.



Harry Roesli. "Roesly"
Biografi:
Nama     : Djauhar Zaharsjah Fachruddin
                Roesli (Harry Roesli)
Lahir      : Bandung, Jawa Barat
                10 September 1951
Wafat     : Jakarta, 11 Desember 2004
Agama    : Islam
Ayah       : Roeshan Roesli
Ibu          : Edyana
Istri         : Kania Perdani Handiman
Anak       : Lahami Krishna Parana Roesli
                 Layala Krishna Patria Roesli

Profesor psikologi musik ini bukan musisi biasa. Dia melahirkan
fenomena budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif dan
konsisten memancarkan kritik sosial. Doktor musik bernama lengkap
Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli yang lebih dikenal dengan Harry
Roesli dan dipanggil Kang Harry, ini meninggal dunia Sabtu 11 Desember
2004, pukul 19.55 di RS Harapan Kita Jakarta.

Musikus mbeling kelahiran Bandung, 10 September 1951 itu meninggal dunia dalam usia 53
tahun setelah menjalani perawatan jantung di rumah sakit tersebut sejak
Jumat 3 Desember 2004. Kang Harry menderita serangan jantung juga
hipertensi dan diabetes. Jenazah disemayamkan di rumah kakaknya,
Ratwini Soemarso, Jl Besuki 10 Menteng, Jakarta Pusat dan dimakamkan 12
Desember 2004 di pemakaman keluarga di Ciomas, Bogor, Jabar.

Cucu pujangga besar Marah Roesli ini meninggalkan seorang isteri Kania
Perdani Handiman dan dua anak kembar Layala Khrisna Patria dan Lahami
Khrisna Parana. Pemusik bertubuh tambun ini melahirkan fenomena budaya
musik populer yang tumbuh berbeda dengan sejumlah penggiat musik
kontemporer lainnya. Dia mampu secara kreatif melahirkan dan menyajikan
kesenian secara komunikatif. Karya- karyanya konsisten memunculkan
kritik sosial secara lugas dalam watak musik teater lenong.

Doktor
musik alumni Rotterdam Conservatorium, Belanda (1981), ini terbilang
sangat sibuk. Selain tetap berkreasi melahirkan karya-karya musik dan
teater, juga aktif mengajar di Jurusan Seni Musik di beberapa perguruan
tinggi seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan
Universitas Pasundan Bandung.

Seniman yang berpenampilan khas, berkumis, bercambang, berjanggut lebat, berambut gondrong dan
berpakaian serba hitam, ini juga aktif menulis di berbagai media. Pria
ini juga kerap bikin aransemen musik untuk teater, sinetron dan film,
di antaranya untuk kelompok Teater Mandiri dan Teater Koma. Juga
menjadi pembicara dalam seminar-seminar di berbagai kota di Indonesia
dan luar negeri.

Dan yang paling menyibukkan adalah aktivitas
pemusik yang dikenal berselera humor tinggi, ini adalah membina para
seniman jalanan dan kaum pemulung di Bandung lewat Depot Kreasi Seni
Bandung (DKSB) yang didirikannya. Bahkan pria bersahaja dan dermawan
ini sering terlibat dalam berbagai aksi dan advokasi ketidakadilan.

Putera bungsu Mayjen (pur) Roeshan Roesli dari empat bersaudara, ini
menjadikan rumahnya di Jl WR Supratman 57 Bandung, sekaligus markas
DKSB. Markas ini nyaris tak pernah sepi dari kegiatan para seniman
jalanan dan ‘kaum tertindas’. Selain itu, dia juga kerap melahirkan
karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan
terhadap kekuasaan diktator dan korup. Maka tak heran bila kegiatannya
di markas ini atau di mana saja tak pernah lepas dari pengawasan aparat.



Inisisri. "Sang Drumer Kantata/Swami"
Maaf Untuk PROFIL TANGGAL KELAHIRAN INISISRI. Untuk Sementara Belum Kami Temukan..!!

Inisisri, salah satu penggebuk drum terbaik yang dimiliki negeri ini telah berpulang pada Rabu, 30 September 2009 pukul 15.30 WIB dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Graha Permata Ibu, Depok, Jawa Barat. Ia wafat dalam usia 59 tahun.

Inisisri meninggal akibat sakit tukak lambung yang kronis. Menurut Prita, manajer Sri, Sri mulai merasakan sakitnya sejak Agustus tahun lalu. "Sejak itu, Mas Sri bolak-balik keluar rumah sakit.

Luka-luka di usus besarnya kata dokter udah parah. Satu-satunya jalan adalah mengembalikan staminanya," ujar Prita saat ditemui di kediaman Inisisri di daerah Kali Mulya, Depok, Jawa Barat.

Sepulangnya dari rumah sakit, jenazah Inisisri dalam setelan jas dan celana warna hitam serta baju warna putih dan berkacamata, terbaring damai di peti jenazah. Sebuah foto Inisisri sedang beraksi menggebuk drum dalam sebuah pertunjukan dipajang di depan peti mati.

Hingga larut malam, kawan-kawan satu grupnya di SWAMI dan Kantata Taqwa seperti Iwan Fals, Naniel, Yocky, dan Toto Tewel tampak masih setia begadang di kediaman almarhum. Menurut Toto Tewel yang sempat menggarap tiga lagu bersama almarhum menjelang akhir hayatnya untuk album Rumah Kahanan, sebetulnya Sri ingin dimakamkan di halaman rumahnya. "Tapi ngga boleh sama Pemda setempat, aku ngga ngerti apa soalnya," ujar Toto yang tidak habis bertanya, mengapakah sebagian warga boleh memakamkan sanak saudaranya di halaman rumah sendiri.

Karena tidak diperbolehkan oleh Pemda itulah, menurut rencana pada Kamis (1/10), jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka pukul 13.00 WIB menuju pemakaman keluarga WS Rendra di Cipayung, Depok.

Total Dalam Bermusik
Mas Sri, begitulah kawan-kawan kentalnya memanggilnya. Maklumlah, selain diakui kehebatannya dalam menggebuk drum, Mas yang kelahiran Semarang ini memang lebih senior dibanding kawan-kawannya di grup SWAMI atau Kantata Taqwa.

Tapi tentu saja, ada nilai lebih di balik penampilannya yang sederhana. Kerendahan hatinya itulah yang membuat kawan-kawan segan terhadapnya. Sri, sama sekali tidak pernah menampilkan sebuah sosok artis yang tampak glamor. Dalam keseharian maupun saat manggung, Sri tetap pribadi yang low profile. Ditambah kedudukannya sebagai penabuh drum yang berposisi di "belakang", Sri pun jarang dilirik oleh wartawan untuk menulisnya panjang-panjang.

Penikmat musik hanya tahu, SWAMI, Kantata Taqwa, Kahanan, boleh jadi akan kurang gregetnya jika tak ada campur tangan Inisisri. Maklumlah, Sri bukan cuma player, yang tugasnya cuma menggebuk-gebuk beduk Inggris itu sesuai notasi. Sri adalah juga seorang kreator yang imajinatif. Dia menumpahkan seluruh jiwanya ke dalam permainannya. Maka tak heran, untuk mendukung perasaannya dalam bermain musik, beragam perkakas perkusi ia gotong ke panggung.

Untuk membangun suasana alam berupa gemericik air sungai, ia untai sendiri puluhan buah kluwak untuk selanjutnya ia mainkan dengan jemarinya...dan... bunyi gemericik air pun terdengar seperti yang terdapat dalam intro lagu "Cinta" saat Inisisri memperkuat kelompok SWAMI yang terdiri dari Sawung Jabo, Iwan Fals, Naniel, Nanoe, Yocky Suryoprayogo.

Sementara untuk membangun suasana yang dinamis, Sri pun mengusung seperangkat gondang Batak sebagai pelengkapnya. Hasilnya, beberapa komposisi kelompok yang didirikannya, Kahanan, terasa riang dan dinamis. Pukulan gondang Batak juga amat terasa menghidupkan suasana pada lagu "Kuda Lumping" yang banyak dipuji orang lantaran lagu tersebut berhasil mengangkat tradisi kesenian kuda lumping dalam format kekinian.

Sementara di belakang tempat duduknya saat menabuh drum, Sri biasa memasang gongseng (gong Cina). Alat musik ini kerap ditabuh Sri untuk memecahkan suasana atau ketika lagu sampai di klimaks.

Pengalaman Berkesenian
Inisisri mulai belajar berkesenian kepada dalang kondang asal Semarang, Ki Narto Sabdo, saat Sri berusia 5 tahun. Ia memulai debut musiknya pada tahun 1967 hingga 1971 melalui grup-grup band yang pernah ia dukung. Selanjutnya, pada tahun 1980, Sri bergabung dengan Kelompo0k Kampungan (sebuah kelompok musik kontemporer asal Yogyakarta).

Tahun 1982, ia bergabung dengan kelompok musik Sirkus Barock yang dikomandani oleh Sawung Jabo. Inisisri juga tercatat sebagai penggarapo ilustrasi musik fiolm "Darah dan Mahkota Ronggeng (tahun 1983), ilustrasi musik untuk sinetrion Sayekti dan Hanafi (1986). Ikut mkembentuk grup musik SWAMI I pada 1989 dsan dilanjutkan SWAMI II. Bergabung dengan KANTATA TAQWA yang didukung juga oleh Setiawan Djody, WS Rendra, Yocky Suryoprayogo, Iwan Fals, dan Toto Tewel pada 1990. SWAMI bubar, bersama Sawung Jabo, Iwan Fals, Naniel, Nanoe membentuk grup Dalbo (1993).

Tahun 1994 Inisisri membentuk kelompok Kahanan. Ia berperan sebagai pemain musik, aranjer dan komposer. Pernah pula berkolaborasi dengan nWanto, Oppie Andaresta dan Jalu dalam album Talu-Talu di tahun 2002. Pernah membentuk kelompok SENTOLOP percussion bersama Wanto. Sri berperan sebagai pemain, aranjer, dan komposer.



Bangun Sugito "Gito Rolis"
Biografi :
Bangun Sugito atau populer dengan nama Gito Rollies, lahir di Biak, Papua, 1 November 1947. Ia dikenal sebagai rocker, aktor dan juga penceramah agama.

Sementara nama Rollies yang dipakainya diambil dari grup bandnya asal Bandung yang pernah terkenal pada masa 1960-an sampai dengan 1980-an yang personelnya terdiri dari Uce F. Tekol, Jimmy Manoppo, Benny Likumahuwa dan Teungku Zulian Iskandar.

Gito sendiri juga pernah berkiprah dalam dunia film, termasuk dalam film KERETA API TERAKHIR dan JANJI JONI, yang kemudian mengantarkannya meraih piala Citra aktor pembatu pria terbaik.

Nama Gito yang pada awalnya dikenal sebagai rocker, kemudian menghilang dari peredaran panggung rock Indonesia. Gito kemudian muncul menjadi seorang dai (juru dakwah), yang kerap tampil dengan pakaian putih dan nampak lebih bijaksana.

Penyanyi bersuara serak basah dengan gaya panggung atraktif itu, sejak 2005 mulai 'melawan' kanker kelenjar getah bening yang dideritanya. Manakala kesehatanya turun Gito harus terbang ke Singapura untuk melakukan teraphi. Bahkan beberapa kali mengalami koma.
Pelantun lagu Kemarau, Astuti dan Burung Pipit itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan pada 28 Februari 2008, setelah menerima perawatan sehari sebelumnya. Suami dari Michelle, seorang perempuan asal Belanda itu meninggal pada pukul 18.45 WIB.
Gito terserang kanker kelenjar getah bening sejak 2005, dan menjalani kemoterapi di sebuah rumah sakit di Singapura. 
Menurut isterinya, Gito sudah mengeluh sakit sejak pagi hari dan akhirnya dibawa ke rumah sakit pada sore hari," kata Adrie menjelaskan. "Michelle juga bilang kalau Gito sempat pingsan dan dirawat di ruang UGD, tetapi sekarang sudah di kamar rawat biasa," tambahnya.

    Iwan Fals - Sketsa Setan Yang Bisu

                                                       
    Transaksi narkoba ada dimana – mana
    Di perkampungan, di perumahan, di pesantren, di sekolahan
    Di tempat hiburan, di kejaksaan bahkan di dalam penjara sekalipun
    Bagai wabah buktinya pun bercecaran di mana – mana

    Operasi narkoba apakah benar – benar bisa menyelesaikan persoalan
    Atau bahkan bukan malah menjadi bagian dari promosi
    Narkoba adalah gaya hidup, narkoba adalah ajang bisnis
    Untuk sebagian orang, narkoba adalah jalan keluar
    Dari hidup yang kian hari bertambah sumpek

    Bagi para pecandu, narkobalah tuhannya
    Bagi para bandar, narkoba adalah bisnis yang menggiurkan
    Bagi para penegak hukum, narkoba adalah ceperan yang vital
    Bagi para produser, apa sih maksudnya ?

    Narkoba harus ditata, agar bisa jadi devisa
    Devisa jasmani, devisa rohani, devisa Negara Indonesia
    Narkoba harus bersuara, punya saluran yang resmi

    Agar semuanya bisa menjadi lebih jernih
    Dan tidak menjadi setan membisu

    Lagu ini lagu bekas pecandu
    Semoga bisa menjadi solusi
    Narkoba perlu pemecahan yang bermutu
    Agar tidak menjadi perang abadi.

    Iwan Fals (single 2000) 
    (Dibawakan live pada munas Oi tahun 2000)

    Thursday, July 28, 2011

    Sawung Jabo: Kritis Bukan Ceriwis

    Kami mencoba kritis, tetapi tidak ceriwis.

    Usia boleh bertambah, rambut boleh memutih, tetapi Sawung Jabo (60) memastikan bahwa kondisi demikian bukan halangan dalam berkarya. Sebaliknya, perjuangan penyanyi bernama asli Mochamad Djohansyah ini, bersama musisi Iwan Fals dan Setiawan Djody, tidak berubah. Pandangan dan sikap kritis tetap mereka pegang teguh.

    Seniman dan musisi asal Surabaya, Jawa Timur, ini menyadari bahwa kondisi fisik setiap orang berubah. Untuk mewujudkan idealisme, masing-masing berusaha menjaga stamina.
    "Kami sedang menjalani pilihan hidup," ujar Jabo yang pada era reformasi merilis album Goro-goro karena terinspirasi kondisi di Indonesia saat itu.

    Memang, manusia penuh dengan keterbatasan. Demikian juga usia setiap orang, tidak ada yang mengetahui kapan perjalanan hidupnya berakhir. "Jadi, mau sampai mana, tidak ada yang tahu pasti, kami jalani saja," tutur pendiri kelompok Sirkus Barock pada 1976 itu.

    Eksis berkesenian merupakan cara yang dipilihnya bersama Setiawan Djody dan Iwan Fals. Mereka ingin tetap mengkritisi kondisi di sekitar, termasuk sosial, politik, dan lingkungan. "Kami mencoba kritis, tetapi tidak ceriwis," ungkap musisi itu, yang dalam bermusik kerap menggabungkan unsur Timur dan Barat.

    Kantata Takwa Berubah jadi Kantata Barock 

    JAKARTA - Grup band legendaris tanah air Kantata Takwa bereinkarnasi. Bersama musisi kawakan Iwan Fals dan Sawung Jabo, seniman senior Setiawan Djody membentuk varian baru Kantata Takwa yang diberi nama Kantata Barock. Menurut rencana, Kantata Barock secara resmi diperkenalkan kepada publik lewat sebuah konser pada November mendatang.

    "Untuk sekarang, kami baru pengumuman dulu nama Kantata Barock," kata Djody saat ditemui di sela-sela workshop di kediamannya, kawasan Kemanggisan, Minggu malam (10/7). Djody menyatakan terinspirasi semangat seni dalam masa Baroque yang lahir di Eropa pada abad ke-16. Pada masa itu, Baroque hadir dengan landasan perjuangan yang tecermin melalui harmoni, melodi, rhtym, dinamis, komposisi, dan performance.

    "Kami juga berharap semangat barock yang mengambil dari masa Baroque itu bisa menjadi kunci perubahan melodi, rythm, harmoni, performance, komposisi. Jadi, jangan terus yang Melayu-Melayu saja," jelas musisi 62 tahun itu. Makna lain Kantata Barock ialah berasal dari bahasa Jawa, yakni barong. Dia menuturkan, barong dapat dilambangkan sebagai bentuk kebaikan, kejantanan, dan keberanian.

    Namun, Kantata Barock tidak sepenuhnya digawangi para personel Kantata Takwa. Jockie Surjoprajogo yang dulu pernah memperkuat formasi band tersebut tidak turut serta. Pengganti posisi Jockie adalah Edi Daromi. Lalu, Toto Tewel dan Dodi Katamsi yang pernah terlibat di Kantata Takwa masih diajak untuk memperkuat formasi Kantata Barock.

    Terkait dengan konser Kantata Barock, promotor dari Original Production, Tommy Pratama, menuturkan, konser mini tersebut akan menjadi salah satu rangkaian aksi panggung grup band legendaris asal Inggris, White Snake. "Insya Allah, show-nya akan dilakukan bareng sebagai penampil utama," jelas Tommy.

    Para personel dua grup band tersebut, kata Tommy, memiliki ikatan sejarah. Keduanya ternyata pernah sama-sama menjadi penakluk Stadion Utama Senayan. "Di tahun 1990-an, Iwan Fals, Setiawan Djody, Jabo pernah tampil dengan Kantata. Sedangkan, David Coverdale yang dulu datang bersama Deep Purple pernah menggoyang Senayan pada 1975. Yang membedakannya sekarang, Coverdale datang bersama White Snake,"

    Kantata Takwa Ganti Nama Kantata Barock

    MUSISI sekaligus pengusaha Setiawan Djody mencoba bangkit dengan menghidupkan kembali grup yang pernah dibentuknya, Kantata Takwa. Namun, Djody menghidupkan grup itu dengan nama baru, Kantata Barock. Kantata Barock ini akan diluncurkan resmi melalui konser pada pada November mendatang di Jakarta.

    Formasi nama baru ini akan diisi oleh Djody bersama dengan Iwan Fals dan Sawung Jabo. Namun Jockie Surjoprajogo tidak ikut serta, dan posisinya diganti oleh Edi Daromi. Sedangkan Toto Tewel dan Dodi Katamsi yang dulu juga pernah ikut dalam proyek Kantata Takwa tetap ikut.

    "Saat ini, kami baru hanya sebatas mengumumkan saja nama grup baru kami ini yang bernama Kantata Barock," kata Djodi saat ditemui tengah menggelar konser mini di kediamannya di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat.

    Saat konser mini itu, sejumlah musisi dari berbagai generasi ikut hadir meramaikan. Sebut saja Jelly Tobing, band Kotak, dan mantan vokalis Band Dewa 19, Once. Kantata Barock juga tampil dengan menyanyikan lagu yang pernah hit seperti Bongkar dan Bento.

    Menurut Djody, pemilihan nama grup barunya itu didapat dari sebuah inspirasi semangat seni di masa Baroque yang lahir di Eropa pada abad ke-16. Saat itu Baroque hadir dengan landasan perjuangan yang tercermin melalui harmoni, melodi, rhythm, dinamis, komposisi, dan performance.


    Pengusaha dan musisi Setiawan Djody (62) terus tersenyum saat hadirin meminta ”Bongkar”, yang menjadi ”lagu wajib” aktivis zaman Orde Baru, dinyanyikan. Dalam peluncuran grup Kantata Barock di Jalan Kemanggisan Raya, Jakarta Barat, Minggu (10/7/2011) malam, ia meminta hadirin untuk bersabar.

    Sebelum memenuhi permintaan itu, ia membawakan lagu ”Mujizat”. Lagu itu dia ciptakan karena merasa terlahir kembali setelah sembuh dari sakit. Saat sakit yang membuat dia menjalani transplantasi hati sekitar dua tahun lalu, kesempatan hidup Djody menipis.
    ”Saya bersyukur bisa menyanyi lagi, seperti terlahir kembali,” katanya.
    Dia merasa mendapat kesempatan hidup kedua. Oleh karena itu, Djody berusaha menjalani hidup dengan lebih baik. ”Dokter saja heran saya bisa seperti sekarang. Ini mukjizat,” ucapnya.

    Apalagi, dia tak hanya mendapatkan kembali kemampuan dan kesempatan bermusik bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo, tetapi juga ”menghidupkan kembali” Kantata Takwa. Mereka berencana menggelar konser pada November nanti.

    Meski secara fisik mengalami perubahan, Djody menegaskan, Kantata Barock konsisten membawakan lagu-lagu rock sambil berupaya melahirkan penerus.
    ”Kita juga harus melakukan regenerasi walau tak memikirkan masih berapa lama diberi hidup, yang penting mengalir seperti air,” ujarnya







































    K A N T A T A B A R O C K...!!!
    Jakarta - Sihir itu memancar dari jalan Kemanggisan Raya No 3 Jakarta Barat, kediaman Setiawan Djody, pada Minggu (10/07) lalu. Itulah maklumat resmi tentang dikibarkannya Kantata Barock, kelanjutan dari Kantata Takwa Samsara yang sebelumnya bernama Kantata Takwa. Dengan rambut masing-masing sudah memutih, Iwan Fals, Setiawan Djodi dan Sawung Jabo berdiri berdampingan di atas panggung.

    Pemain gitar Totok Tewel dan pemain keyboard Eddy Darome masih setia mendampingi. Tentu saja kini tanpa kehadiran almarhum WS Rendra. Adapun Yockie Suryoprayogo, salah seorang sosok di balik sukses Kantata Takwa, tidak nampak malam itu. Kepada wartawan, Setiawan Djody mengatakan bahwa Yockie tengah sibuk dengan pekerjaannya.

    Beberapa saat sebelum pertunjukan dimulai, Sawung Jabo membenarkan bahwa Yockie sudah dihubungi. Sementara Iwan Fals memilih menghindar. “Soal itu Mas Djody yang lebih tahu.”

    Rencana memunculkan nama Kantata Barock, seperti diakui Sawung Jabo, bermula dari pertunjukan Sirkus Barock di Graha Bakti pada 20 Mei lalu. Saat itu itu Setiawan Djody, Iwan Fals dan Naniel bergabung di penghujung acara. “Rupanya momen saat itu berhasil membangkitkan lagi gairah bermusik Mas Djody”, tutur Sawung Jabo.

    Dalam sesi tanya jawab dengan wartawan, Tommy Pratama menyatakan bahwa Kantata Barock akan ditampilkan pada 3 November mendatang bersama Whitesnake. “Kantata Barock akan tampil sepanggung dengan Whitesnake, bukan sebagai band pembuka,” ungkap bos Original Production tersebut.

    Sawung Jabo melihat rencana ini sah-sah saja sepanjang tidak berlawanan dengan konsep Kantata Barock. “Jadi, kami akan lihat dululah konteksnya seperti apa.”

    Sampai berita ini diturunkan, baru dua lagu yang sudah selesai dibuat. Kelak, album Kantata Barock tidak akan sepenuhnya diisi karya gres.

    “Lagu-lagu lama kalau temanya masih relevan dengan keadaan sekarang akan kami masukan dengan aransemen baru,” kata Jabo. Singkatnya, pemilihan tema tidak akan mengalami perubahan radikal. Yang membedakan adalah sudut pandang baru.

    Iwan sendiri belum mampu mendefinisikan secara konkret akan seperti apa album baru Kantata Barock nantinya, dia hanya menyebut isu lingkungan sebagai tema besar yang akan dipilih. Itu pun masih bisa diperdebatkan.

    Tema besar, dalam bahasa Yockie Suryoprayogo, adalah hal yang tidak bisa ditawar dalam konteks kemunculan Kantata. Oleh karena itulah dia mengajak para personel untuk berkumpul terlebih dahulu untuk merumuskan konsep.

    “Kantata bukan semata-mata band hiburan. Kami selalu membawa misi,” katanya saat dihubungi via telepon. Namun ajakan tersebut rupanya kurang mendapat respons. Setidaknya, hingga berlangsung jumpa pers pada Minggu malam itu. Toh, Yockie terlihat tenang-tenang saja dan tetap bersikap terbuka.

    Menurutnya, cerita tentang Kantata telah selesai dengan kepergian WS Rendra. “Obor Kantata itu sebenarnya ada di Mas Willy (WS Rendra),” ujar Yockie.

    Mampukah Kantata Barock ‘menyala’ kembali dengan obor yang lain? Rencana penampilan pada November nanti akan menjawabnya. Jadi, kita tunggu saja.

    Konser Kantata Barock Kolaborasi Dua Generasi

    K O N S E R K A N T A T A B A R O C K.
    Ingin mengembalikan kejayaan grup bandnya, tahun ini Setiawan Djody bersama Iwan Fals, Sawung Jabo dan beberapa musisi lainnya siap tampil dalam sebuah konser besar pada November mendatang di Senayan, Jakarta. 


    Sebuah nama yang diambil dari mitologi Bali, ditambahkan di belakang nama Kantata, sebagai filosofis yang akan dibawa mereka. Kantata Barock dipilih bak sebuah judul versi terbaru dari Kantata. Barock diungkapkan oleh Djody, dipilih karena Kantata ingin menjadi raja dari segala ruh kebaikan yang ada di dunia. 

    “Kita mengambil nama Barock untuk disandingkan dengan Kantata karena kita ingin menunjukkan sebuah perubahan. Kita ingin membawa pesan perubahan kepada semua orang.Karena sudah waktunya kita perduli dengan masalah- masalah yang ada di dunia saat ini,”sebut Djody pada soft launching Kantata Barock di kediamannya belum lama ini. 

    Dalam persiapannya untuk kembali ke atas panggung kelak, Djody,Fals dan Jabo tidak hanya mengajak berkumpul kembali teman-teman musisi angkatannya.Namun, mereka juga mengajak musisi yang berbeda dua generasi di bawahnya untuk ambil bagian dalam misi mereka.

    Mereka yang beruntung terpilih untuk nantinya berkolaborasi dengan musisi-musisi gaek ini adalah Once dan grup band Kotak. Djody mengaku dirinya memilih grup band Kotak, selain sebagai simbol regenerasi, tetapi juga karena kekaguman dirinya akan musik yang dimainkan oleh grup band yang digawangi oleh Tantri (vokal), Cella (gitar) dan juga Chua (bass) itu. 

    “Kita tidak pernah tahu akan sampai berapa lama ada di industri ini. Dan Kotak adalah simbol regenerasi kami,” ujarnya.“Saya melihat Kotak pertama kali pada saat mereka konser bersama Iwan dan Erwin Gutawa. Saya langsung samperin mereka ke backstage, dan meminta mereka untuk menjadi mulut singa saya,” bebernya. 

    Kekaguman akan grup band Kotak pun diamini oleh Iwan.Menurutnya,Kotak memiliki visi yang sama dalam bermusik. Hal itu terlihat dari album Kotak yang diberi nama Energi. “Kotak sendiri pernah main di rumah saya.Kebetulan mereka juga bicara tentang hal yang sama dengan yang saya usung saat ini,”sebut Iwan. 

    Mengenai konser Kantata Barock sendiri, dianggap Jabo juga nantinya akan menjadi konser yang lahir dari perenungan yang didapatkan oleh dirinya ataupun Djody dan Fals, selama rehat dari Kantata.

     “Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, kita punya urusan masing-masing. Saat itu kita mencoba memahami pengalaman kita dari berbagai macam sisi yang terjadi di dunia ini. Itu semua akhirnya menjadi perenungan dan kami harap, bersama Kantata Barock kami bisa memberikan pemahaman yang baru, juga dengan musik yang baru,” papar Jabo. 

    Mengenai konser yang akan digelar pada November tahun ini, Kantata akan berkolaborasi dengan Original Production sebagai promotor konser mereka. Promotor yang dilabeli sebagai Promotor of The Year 2011 versi majalah Rolling Stone Indonesia ini berusaha akan mengembalikan nuansa megah seperti yang pernah disajikan Kantata masa kejayaan mereka di era 90- an.

    Tidak tanggung-tanggung, Konser Kantata Takwa yang nantinya akan digelar di Senayan, ternyata akan menjadi salah satu rangkaian dari aksi grup band legendaris asal Inggris, yaitu Whitesnake. 

    “Pada tahun 1990-an, Iwan Fals, Setiawan Djody dan Jabo pernah mengguncang Senayan. Sedangkan di Senayan pula,David Coverdale bersama Deep Purple, juga pernah mengguncang Jakarta.Karena kesamaan sejarah mereka di Senayan itu,kita akan kembali membawa Coverdale yang sekarang bersama White Snake untuk tampil di Senayan,”jelas promotor Original Production Tommy Pratama.

    Berita Untuk Iwan Fals Saat Konser

    Iwan Fals Datang, Kericuhan Terhenti

    BANDAR LAMPUNG - Puluhan ribu warga Bandar Lampung memenuhi Lapangan Saburai, Enggal, Senin (18/7/2011) malam, untuk menantikan pergelaran "Perjalanan Spiritual Iwan Fals". Sebelum kehadiran Iwan Flas, sempat terjadi kericuhan antar Orang Indonesia (OI), julukan penggemar Iwan Fals.
    Namun, saat pelantun lagu "Bento" itu muncul, kericuhan sontak terhenti. Para OI bahkan terlihat kompak berteriak histeris menyambut sang legenda hidup Iwan Fals.
    Saat Iwan mulai berdendang, para OI tanpa dikomando langsung mengikuti bait demi bait lagu dengan lancar.
    Puluhan ribu warga Bandar Lampung memadati Lapangan Saburai, Enggal sejak pukul 18.00 WIB. Para penggemar Iwan Fals ini memadatkan ruas jalan protokol Bandar Lampung hingga macet total.
    Sejumlah OI tampak membawa atribut khas dan beberapa di antaranya sengaja membawa handycam untuk merekam moment langka ini.

    Iwan Fals: Jakarta Sudah Habis

    "Saya pikir, ngapain orang-orang tinggal di Jakarta. Jakarta cuma tempat cari duit, kalau duit sudah terkumpul mending hijrah ke kampung. Jakarta sudah habis."

    LEUWINANGGUNG - Buat penyanyi "sejuta umat", Iwan Fals, Jakarta sudah habis. Jakarta cuma tempat cari duit.
    "Saya pikir, ngapain orang-orang tinggal di Jakarta. Jakarta cuma tempat cari duit, kalau duit sudah terkumpul mending hijrah ke kampung. Jakarta sudah habis," ujar Iwan Fals, Sabtu (11/6/2011) sore.
    Usai berkata demikian, Iwan Fals menyanyikan lagu kedua pada konser "Tanah" di halaman rumahnya, Leuwinanggung, Bogor.
    Judul lagunya pun "Jakarta Sudah Habis". Lagu ini bercerita tentang tanah Jakarta yang semakin rusak, hidup di Jakarta yang kian berdesakan, air dan sungai kotor serta makin tercemar.
    Pada konser itu, Iwan ditemani Gigi. Iwan Fals membuka konsernya dengan lagu "Ujung Aspal Pondok Gede".
    Penonton yang rata-rata penggemar fanatik Iwan Fals pun langsung riuh bernyanyi bersama-sama.

    Menurut Iwan, konser "Tanah" merupakan konser serial tentang bumi dan lingkungan hidup.
    Sebelumnya, pada April lalu, Iwan Fals sudah lebih dulu membuka konser serial ini dengan konser "Air".
    Kali ini, pada konser serial keduanya, Iwan Fals ditemani Gigi. Rencananya, pada konser ketiga Iwan akan menggelar konser serial "Api" bersama Superman is Dead (SID) yang juga digelar di halaman rumahnya.

     Iwan Fals Berharap Presiden 2014 Peduli Lingkungan

    SAMARINDA - Penyanyi legendaris Iwan Fals masih menjadi magnet bagi penggemarnya di Kaltim. Ratusan penggemarnya memadati Stadion Utama Palaran, Samarinda, tempat digelarnya konser Iwan Fals, Sabtu (29/1/2011).

    Iwan Fals sengaja diundang Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dalam aksi penanaman sejuta pohon. Di sela-sela konser, seorang penggemar menyeletuk. "Calon Presiden 2014," teriak seorang penggemar. "Presiden sampai kiamat," timpal lainnya.

    Dengan santai, Iwan menanggapi,"Tidaklah, saya cukup menyanyi saja. Tapi, saya berharap presiden 2014 bisa peduli dengan lingkungan, hutan dan terumbu karang."

    Iwan Fals Ajak Mahasiswa Tanam Pohon

    JAKARTA - Usai manggung di Universitas Sahid, Trisakti, Krisnadwipayana dan Universitas Indonesia, Iwan Fals bersama Black Out kembali menggelar konser gratis untuk mahasiswa Perbanas.

    Selain menggelar konser gratis dalam acara Keseimbangan yang diselenggarakan Tiga Rambu, Iwan Fals dan Black Out mengajak mahasiswa Perbanas tanam pohon.

    "Kita mengadakan konser di kampus sejak tahun lalu Iwan Fals ingin ketemu mahasiswa. Tahun lalu sudah pas Ramadhan dimulai, terus Iwan nagih minta lagi, kenapa tanam karena itu syarat dia sebelum manggung,"ujar General Manager acara Sila, Senin (9/5/2011), di Kampus Perbanas, Kuningan.

    Awalnya Iwan Fals membuat sebuah konsep mengajak menanam pohon bagi mahasiswa. Iwan fals terinspirasi dari lagu-lagu di album sebelumnya.

    Sedangkan Black Out ikut tur Gerakan Penanaman 1 Milyar Pohon, untuk promosi single terbarunya, 'Tergila-gila' duet dengan Iwan Fals.

    " Di album Iwan Fals sebelumnya ada lagu tentang tanaman. Kalau Black Out kerja sama single lagu tergila-gila, rencananya launching akhir bulan Mei ini,"ucap Sila.

    Sebelum Konser, Iwan Fals Tanam Pohon

    BANDUNG - Iwan Fals didampingi istri Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat, Erni Rusyani Natasaputra, menjadi pembicara dalam talkshow Budaya dan Lingkungan (Eco Pesantren) di Pondok Pesantren Pembangunan Sumur Bandung atau P3SB di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (5/3/2011).

    Erni mengatakan, saat ini lingkungan tidak lepas dari peran perempuan. Menurutnya, peran perempuan sangat besar karena mampu mendorong pria untuk mencintai lingkungan. Selain itu, perempuan bisa telaten memelihara pohon.

    Setelah seminar dilakukan, keduanya menanam pohon secara simbolik di Alun-Alun Kecamatan Cililin.

    Kedatangan Iwan  mendapat perhatian masyarakat di sekitarnya. Ibu-ibu langsung mengerumuni rombongan Iwan. Pascasalat duhur, Iwan berencana melihat produksi Wajit Cililin.

    Sabtu (5/3/2011) malam ini, Iwan  juga akan menghibur masyarakat Cililin, di lapangan P3SB. Panggung berukuran besar juga sudah disiapkan.

    Iwan Fals: Akal Sehat, Etika, dan Estetika

    KONSER TANAH -Iwan Fals menggelar konser serial Tanah di halaman rumahnya, Leuwinanggung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/6/2011) sore. Iwan Fals ditemani Gigi.

    Sebagaimana dikatakan Setiawan Djody saat launching Kantata Barock, bahwa musik sebagai bagian ekspresi kesenian pada intinya juga tidak bisa dipisahkan proses kebudayaan. Karena musik itu sendiri tidak sekadar wujud ekspresi berkesenian, tapi juga bisa bermakna sebagai simbol perlawanan dan perubahan terhadap establishme Setidaknya inilah menginspirasi dan menjadi visi ketiga seniman yang dulunya juga menggawangi Kantata Takwa; Setiawan Djody, Iwan Fals dan Sawung Jabo, untuk kembali bergabung dan mengibarkan Kantata Barock.
    Dalam jumpa persnya, Iwan Fals lebih banyak diam dan cenderung memilih jadi pendengar, dan baru bersuara lantang saat di atas panggung ikutan buka suara. “Marilah kita berbudaya dengan akal sehat, etika dan estetika,” ujar penyanyi yang lagu-lagunya banyak mengangkat tema kritik sosial. Apa yang dilontarkan Iwan merupakan letupan atas kegelisahan dan keprihatinannya menyikapi bukan hanya atas gonjang-ganjing yang sedang melanda dan menghempas di dunia politik saat ini, tapi di budaya musiknya.

    Karena menurut Iwan Fals, musik juga harus dilihat dan dimaknai sebagai persoalan kebudayaan. “Jadi di dunia musik pun mari kita juga berbudaya dengan akal sehat, etika dam estetika. Kalau pinjam istilah Romo Magnis Suseno, beradab,” kata Iwan. Setidaknya itu yang menjadi pesan moral Iwan Fals. Karena sebuah karya musik akan menjadi beradab kalau proses penciptaannya itu sendiri dilandasi oleh kejujuran akal sehat, etika dan estetika.

    Dalam launching Kantata Barock yang digelar di rumah Setiawan Djody, Minggu malam kemarin (10/7) dengan penjagaan keamanan cukup ketat, Iwan sempat membawakan sebuah lagu dengan gitar akustiknya, berjudul ‘Ombak’. Menurutnya, lagu ini terilhami oleh rencana Mas Willy untuk bikin Kantata Samudra. Tapi obsesi itu belum kesampaian karena WS Rendra meninggal dunia. Dan, lagu ini ia dedikasikan buat WS Rendra “Aku juga berharap lagu ini masuk di album Kantata Barock,” ucap Iwan sebelum melantukan lagu ‘Ombak’.

    Terungkap, Lagu Iwan Fals yang 'Hilang'

    INILAH.COM, Jakarta - Terungkap nomor-nomor lawas milik penyanyi fenomenal Iwan Fals. Kebanyakan nomor tersebut telah beredar tetapi kemudian ditarik kembali dari pasaran.

    Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri.

    Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan.

    Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas.

    Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi.

    Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.

    Beberapa konser musiknya pada tahun 1980-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.

    Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru.

    Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.

    Inilah nomor-nomor lawas milik Iwan fals yang tidak beredar dipasaran:

    Demokrasi Nasi (1978), Semar Mendem (1978), Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978), Mbak Tini (1978), Siti Sang Bidadari (1978)
    Kisah Sapi Malam (1978), Mince Makelar (1978)
    Luka Lama (1984), Anissa (1986), Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986), Oh Indonesia (1992), Imelda Mardun (1992), Maumere (1993), Joned (1993), Mesin Mesin Pembunuh (1994), Suara Dari Jalanan (1996), Demokrasi Otoriter (1996), Pemandangan (1996), Jambore Wisata (1996)
    Aku Tak Punya Apa-Apa (1997), Cerita Lama Tiananmen (1998), Serdadu dan Kutil (1998), 15 Juta (1998), Mencari Kata Kata (1998)
    Malam Sunyi (1999), Sketsa Setan Yang Bisu (2000), Indonesiaku (2001), Kemarau (2003), Lagu Sedih (2003), Kembali Ke Masa Lalu (2003), Harapan Tak Boleh Mati (2004), Saat Minggu Masih Pagi (2004), Repot Nasi / Sami Mawon (2005), Hari Raya Bumi (2007) dan Berita Cuaca (2008).

    Penonton Iwan Fals Salawat Bersama

    Sriwijaya Post - Rabu, 27 Juli 2011 21:45 WIB.
    SRIPOKU.COM PALEMBANG - Ribuan masyarakat Kota Palembang tumpah ruah untuk menyaksikan Iwan Fals di pelataran Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Rabu (27/7/2011) malam.

    Kehadiran Iwan Fals tersebut dalam acara Djarum Istimewa Musik Religi. Iwan Fals hadir di Palembang setelah sebelumnya menggelar acara yang sama dibeberapa kabupaten/kota di Sumsel.

    Ribuan penonton di BKB bersalawat sebelum menyaksikan Iwan Fals.

    Iwan Fals tampil di Palembang dalam serangkaian perjalanan spiritual Iwan Fals bersama Ki Ageng Ganjur yang sebelumnya sudah dilaksanakan dibeberapa daerah diwilayah Sumsel.

    Penulis : Welly Hadinata
    Editor : Soegeng Haryadi.

    Wednesday, July 27, 2011

    Pengurus Oi Pemanjat Jatibarang

    Nama                  : Ivant Falsisme J'f

    Nama Beken       : Vant B'We

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 01/06/1980

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 29/04. Indramayu

    Hobby  Sport      : Sepakbola - Berpetualang





    Nama                  : Dhe_De Barata Yudha

    Nama Beken       : D'Bonk Falsisme

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 17/10/1990

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 25/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Berpetualang - Pendakian





    Nama                  : Ryan Falsisme

    Nama Beken       : B'Wox

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 31/10/1989

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 30/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Sepakbola - Futsal - Bilyard




    Nama                  : Andy Kramotak

    Nama Beken       : Zhibragh

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 22/01/1985

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 26/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Berpetualang -  Sepakbola



    Nama                  : Zhaenal Shadikin

    Nama Beken       : Jj

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 20/08/1988

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 27/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Pendakian - Berpetualang




    Nama                  : Yadi Cahyadi Abi

    Nama Beken       : O'toy

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 12/09/1978

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 27/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Sepakbola - Berpetualang




     Nama                  : Karsono

    Nama Beken       : Abah Lephets

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 10/11/1961

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 29/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Sepakbola - Volly Ball



     Nama                  : M. Sholeh

    Nama Beken       : Bholler's

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 05/12/1975

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 25/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Sepakbola - XPDC


     Nama                  : Fahmi Hassan

    Nama Beken       : Hasan Sash

    Tempat Tgl Lahir : Jatibarang 02/02/1991

    Alamat                : Jln. Mayor Dasuki
                                Blok Rengas Jatibarang
                                Rt/Rw: 29/04. Indramayu

    Hobby Sport       : Sepakbola - Futsal

    Obras (Organisasi Bocah Rengas)

    J'f Oi Pemanjat (Organisasi Fals Mania)


















    Zhapala (Zhatibaranx Penjelajah Alam)

    Diskografi Album Iwan Fals

    1. Yang Muda Yang Bercanda I – dalam lagu dan baca (1979)
    Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan “Iwan False”.

    2. Yang Muda Yang Bercanda II – dalam lagu dan baca (1979)

    Ini merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor’s Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain ‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’ versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.

    3. Canda Dalam Nada (1979)

    Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri. LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’, diganti menjadi ‘Iwan Fales’.

    Daftar lagu:
    Side A: ‘Generasi Frustasi’, ‘Dongeng Tidur’, ‘Imitasi’, ‘Kisah Motorku’ dan ‘Johni Kesiangan’. Side B : ‘Pengamen’ dan ‘Jaman Edan’ dari Tom Slepe juga lagu ‘Pie-Pie’ serta ‘Disco Cangkeling’ dari Pusaka Jaya.

    4. Canda Dalam Ronda (1979)

    Masih bersama ABC records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan karena dia telah memenangi lomba musik humor. Album ini hanya berisi 4 buah lagu yang diambil dari album Canda Dalam Nada yang semuanya dinyanyikan oleh Iwan Fals dan dibantu GM Selo (Gerak Musik Seloroh) juara lomba lawak mahasiswa yang anggotanya adalah Pepeng, Krisna Abu, Bang Nana, Mas Taufik. Nama Iwan Fals disini ditulis dengan ejaan "Iwan Fales". Dan cover album ini yang berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang kartunis yang terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming. Semua debut Iwan Fals bersama ABC records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan.
    Daftar Lagu :
    'Dongeng Tidur', 'Kopral', 'Ambulan Zig-Zag' dan 'Joni Kesiangan'.

    5. Perjalanan (1980)

    Bersama grup bandnya yang bernama Amburadul, dapat dikatakan ini adalah album pertama Iwan Fals, seluruhnya berisi lagu baru dengan single hits lagu ‘Perjalanan’. Aroma Bob Dylan sangat kental, disini ditambah dengan suara Iwan yang ‘nyempreng’ dan irama country ballads sangat sesuai dengan lirik yang sangat sosial. Pada album ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi pada beberapa lagu seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi. Album ini adalah lanjutan dari kontrak dengan LHI untuk mengorbitkan pemenang lomba musik humor.

    Daftar lagu :
    'Perjalanan', 'Aku Berjalan', 'Pemborong Jalan', 'Mak', 'Wanita Tiruan', 'Bencana Alam', 'Alasan', 'Inspirasi', 'Gaya Travolta', 'Ibu'

    6. Sarjana Muda (1981)

    Album ini dapat dibilang adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik profesional. Setelah kontrak dengan ABC records selesai, Iwan Fals meneken kontrak dengan Musica Studios. Music director dikerjakan oleh Willy Soemantri, didukung oleh Amir Katamsi, Luluk Purwanto. Idris Sardi menjadi bintang tamu mengisi suara biola pada lagu ‘Guru Oemar Bakrie’. Begitu beredar, album ini langsung menjadi pembicaraan. Masyarakat Indonesia yang pada saat itu kenyang disuguhi lagu dengan nuansa cinta mendapat suguhan segar dari lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bernuansa kritik sosial.

    Daftar lagu :
    ‘Sarjana Muda’, ‘Guru Oemar Bakrie’, ‘Bung Hatta’, ‘Doa Pengobral Dosa’, ‘Si Tua Sais Pedati’, ‘Ambulance Zig Zag’, ‘22 Januari’, ‘Puing’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Bangunlah Putra Putri Pertiwi’.

    7. Opini (1982)

    Melanjutkan sukses album pertama di bawah bendera Musica, album ini juga meraup untung besar. Dengan musisi pendukung yang hampir sama, album ini menjadi lebih ‘nakal’ liriknya. Lagu ‘Galang Rambu Anarki’ menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals mengambil momen kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Ada lagi lagu ‘Obat Awet Muda’ yang liriknya gamblang menceritakan perselingkuhan membuat panas telinga hidung belang, juga lagu ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’ yang sebenarnya lagu cinta, namun oleh sebagian orang diartikan sebagai suatu penghinaan secara halus terhadap penguasa saat itu.

    Daftar lagu :
    ‘Galang Rambu Anarki’, ‘Obat Awet Muda’, ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’, ‘Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi’, ‘Sapuku Sapumu Sapu Sapu’, ‘Opiniku’, ‘Ambisi’, ‘Tak Biru Lagi Lautku’, ‘Tarmijah Dan Problemnya’.

    8. Sumbang (1983)

    Ian Antono dan Abadi Soesman menjadi musisi pendukung dalam album ini, menjadikan warna baru dalam lagu-lagu Iwan Fals. Lagu ‘Sumbang’ keras lirik protesnya. Ada lagu ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’ yang menceritakan tenggelamnya kapal penumpang Tampomas II. Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu lagu “Jendela Kelas I’, seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun ketambahan angka I (satu), maksudnya angka I (satu) tersebut adalah editing pertama.

    Daftar lagu :
    ‘Sumbang’, ‘Kereta Tiba Pukul Berapa’, ‘Semoga Kau Tak Tuli Tuhan’, ‘Puing’, ‘Jendela Kelas I’, ‘Berikan Pijar Matahari’, ‘Siang Pelataran SD Sebuah Kampung’, ‘Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira’, ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’.
    9. Sugali (1984)

    Lagu ‘Sugali’ menjadi hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali, menceritakan tentang preman yang menjadi target sasaran petrus (penembak misterius) yang marak pada dekade 80-an. Tetapi yang menjadi persoalan pada album ini yaitu adanya lagu ‘Serdadu’ yang isinya bercerita tentang prajurit yang kurang diperhatikan kesejahteraannya, yang gajinya dipotong oleh komandannya.

    Daftar lagu :
    ‘Sugali’, ‘Rindu Tebal’, ‘Siang Seberang Istana’, ‘Serdadu’, ‘Nak’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Tolong Dengar Tuhan’, ‘Azan Subuh Masih Ditelinga’.

    10. Barang Antik (1984)

    Bersama music director Willy Soemantri, Iwan membuka diri menerima karya orang lain untuk dinyanyikan. Hanya lagu ‘Jangan Bicara’ yang diciptakan oleh Iwan Fals. Selebihnya diciptakan oleh Diat, Yoesyono, Chilung Ramali, Jaya Susanto, Dama, Richard Kyoto, Tommy dan Marie, Willy dan Tommy. Lagu ‘Barang Antik’ bercerita tentang angkutan tua (oplet) yang tergusur dengan angkutan lain seperti bis, mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi dipinggiran kota. Lagu ‘Jangan Bicara’ menjadi kontroversi karena liriknya yang sangat pedas.

    Daftar lagu :
    ‘Barang Antik’, ‘Kumenanti Seorang Kekasih’, ‘Sunatan Masal’, ‘Jangan Bicara’, ‘Asmara Dan Pancaroba’, ‘Tante Lisa’, ‘Salah Siapa’, ‘Nyanyianmu’, ‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Neraka Yang Asyik’.

    11. Sore Tugu Pancoran (1985)

    Masih bersama Willy Soemantri, album ini meledak dipasaran. Karena muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul ‘Damai Kami Sepanjang Hari’. Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses rekaman dan diisi dengan lagu-lagu Iwan. Album ini secara tidak langsung dapat dikatakan menjadi soundtrack film tersebut. Ada lagu ‘Ujung Aspal Pondok Gede’ yang berkisah tentang penggusuran. ‘Sore Tugu Pancoran’ bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran.

    Daftar lagu :
    ‘Sore Tugu Pancoran’, ‘Aku Antarkan’, ‘Ujung Aspal Pondok Gede’, ‘Tince Sukarti Binti Machmud’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Angan dan Ingin’, ‘Berapa’, ‘Damai Kami Sepanjang Hari’, ‘Intermezo’, ‘Cik’.

    12. (KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)

    Album ini dapat dibilang bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan kawan-kawannya sesama pengamen yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan nama Iwan Fals yang sudah terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya bernyanyi penuh pada lagu ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, dan ‘Dua Menit Sepuluh Detik’. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam lagu ‘Penari Jalanan’.

    Daftar lagu :
    ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, ‘Senandung Istri Bromocorah’, ‘Kaum Urbanis’, ‘Krisis Pemuda’, ‘Serenade’, ‘Sumbang’, ‘Warijem Dan Tukiman’, ‘Penari Jalanan’, ‘Dua Menit Sepuluh Detik’.

    13. Ethiopia (1986)

    Diilhami dari bencana kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris dipasaran karena peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada lagu ‘Willy’ yang bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra yang kabarnya mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah sebab puisi-puisinya yang keras. Lagu ‘Tikus-Tikus Kantor’ yang liriknya menarik dan lucu sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu ’14-4-84’, konon lagu ini sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat kepolisian saat Iwan konser di Sumatera.

    Daftar lagu :
    ‘Ethiopia’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Tikus Tikus Kantor’, ‘14-4-84’, ‘Willy’, ‘Entah’, ‘Kontrasmu Bisu’, ‘Berandal Malam Di Bangku Terminal’, ‘Lonteku’, ‘Bunga Bunga Kumbang Kumbang’.

    14. Aku Sayang Kamu (1986)

    Album ini meledak dipasaran karena lagu ‘Aku Sayang Kamu’ yang cocok dengan remaja yang sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta banyak yang ‘cengeng’, Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik gembira dan lirik gamblang. Musik directornya Bagoes A.A., lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama beberapa bulan lagu ini menduduki puncak tanggal lagu di radio-radio.

    Daftar lagu:
    ‘Aku Sayang Kamu’, ‘Gali Gongli’, ‘Timur Tengah I’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Selamat Tinggal Malam’, ‘Ya Hui Ha He Ha’, ‘Yayaya Oh Ya’, ‘Lho’, ‘Timur Tengah II’, ‘Kota’.

    15. Lancar (1987)

    Album ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits ‘Lancar’, ‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’ memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu ‘Yakinlah’ Iwan berduet dengan Elly Sunarya.

    Daftar lagu :
    ‘Lancar’, ‘Kuli Jalan’, ‘Kereta Tua’, ‘Columbia’, ‘Yakinlah’, ‘Kota’, ‘Sentuhan’, ‘Cantik Munafik’, ‘Nelayan’, ‘Nenekku Okem’.

    16. Wakil Rakyat (1987)

    Album yang musiknya digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang pemilu dan menimbulkan kontroversi hebat. Lagu ‘Wakil Rakyat’ yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat ditanggapi sinis oleh penguasa. Lagu ini bahkan sempat dicekal tidak boleh ditayangkan di televisi. Namun Iwan dan Musica tidak kurang senjata, hits ‘Mata Indah Bola Pingpong’ menjadi cadangan yang tidak kalah larisnya. Radio-radio meletakkan lagu ini pada puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa bulan. Juga ada lagu ‘Potret Panen’ yang berkisah tentang bencana hama wereng yang menghabiskan panenan padi petani.

    Daftar lagu:
    ‘Mata Indah Bola Pingpong’, ‘Surat Buat Wakil Rakyat’, ‘Teman Kawanku Punya Teman’, ‘Emak’, ‘Potret Panen Mimpi Wereng’, ‘Diet’, ‘Libur Kecil Kaum Kusam’, ‘Dimana’, ‘Guru Zirah’, ‘PHK’.

    17. Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)


    Tidak ada lagu baru di album ini. Hanya lagu lama yang dinyanyikan ulang yaitu lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’ dan ‘Aku Antarkan’. Selebihnya hanya lagu lama dan single ‘Kemesraan’ karya Franky S versi keroyokan dengan artis-artis Musica diikutkan dalam album ini. Music directornya Bagoes A.A. Pada album ini suara Iwan lebih berat dan tidak ‘nyempreng’ seperti sebelumnya. Lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’ mencetak hits.

    Daftar lagu:
    ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Kemesraan’, ‘Nyanyianmu’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Entah’, ‘Aku Antarkan’.

    18. 1910 (1988)

    Kedekatan Iwan Fals dengan Ian Antono semakin akrab pada album ini. Iwan mempercayakan Ian menjadi music director, seketika warna musik Iwan berubah menjadi lebih nge-rock dan garang. Lagu ‘1910’ yang menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro pada tanggal 19 Oktober dibawakan Iwan dengan gaya bernyanyi yang tidak seperti biasanya. Iwan seperti mendapat atmosfir baru pada lagu-lagunya yang lebih terkesan dewasa. Album ini mendapat sambutan positif. Beberapa lagunya meledak dan album ini mencatat penjualan yang besar. Lagu ‘Buku Ini Aku Pinjam’ menduduki posisi teratas tangga lagu tidak tergeser selama beberapa bulan di radio-radio, membuktikan bahwa Iwan memiliki nilai jual yang tinggi. Lagu lainnya seperti ‘Ibu’ dan ‘Pesawat Tempurku’ juga sempat menduduki top 10 tangga lagu Indonesia.

    Daftar lagu:
    ‘Buku Ini Aku Pinjam’, ‘Ada Lagi Yang Mati’, ‘Ibu’, ‘Mimpi Yang Terbeli’, ‘Balada Orang-Orang Pedalaman’, ‘Nak’, ‘Semoga Saja Kau Benar’, ‘Engkau Tetap Sahabatku’, ‘Pesawat Tempurku’, ‘1910’.

    19. Mata Dewa (1989)

    Album ini adalah gebrakan terbesar sepanjang sejarah musik Iwan Fals. Setiawan Djodi selaku pemilik Airo Records tertarik dengan kolaborasi Iwan dan Ian Antono pada album 1910. Dia mengajak Iwan dan Ian bergabung dibawah bendera perusahaan rekamannya untuk membuat album Mata Dewa. Kebetulan kontrak Iwan dengan Musica sudah berahir. Album ini dikerjakan dengan sangat profesional didukung teknologi yang canggih. Hasilnya, luar biasa, meledak dipasaran. Vokal Iwan menjadi lebih nge-rock, musiknya kental dengan nuansa rock – ballads.

    Sebenarnya pada album ini sebagian adalah lagu lama yang di aransmen ulang dengan gaya vokal Iwan yang berbeda. Lagu ‘Mata Dewa’ menjadi hits, pada lagu ini Setiawan Djodi ikut menjadi backing vokal, lagu ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, hebat. Lagu lama yang di aransmen ulang adalah ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘PHK’, ‘Bakar (atau Timur Tengah II)’, dikerjakan dengan serius dan bermutu. Lagu lama yang menjadi super hits di album ini adalah lagu ‘Yang Terlupakan’.

    Daftar lagu :
    ‘Mata Dewa’, ‘PHK’, ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, ‘Bakar’, ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Perempuan Malam’, ‘Pinggiran Kota Besar’.

    20. SWAMI (1989)

    Setelah pelarangan konser 100 kota, Iwan Fals bersama Setiawan Djody dkk membentuk sebuah grup band yang bernama Swami dengan Iwan Fals sebagai vokalisnya. Didukung oleh musisi top seperti Sawung Jabo, Naniel, Innisisri, album ini dikerjakan dengan serius dan matang. Album ini meledak dipasaran, angka penjualannya sangat tinggi, konon mencapai 800 ribu. Lagu “Bento” dan “Bongkar” menjadi hitsnya.

    Daftar lagu :
    ‘Bento’, ‘Bongkar’, ‘Badut’, ‘Eseks Eseks Udug Udug-Nyanyian Ujung Gang’, ‘Potret’, ‘Bunga Trotoar’, ‘Oh Ya’, ‘Condet’, ‘Perjalanan Waktu’, ‘Cinta’.

    21. Kantata Takwa (1990)

    Menyusul sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS.Rendra dan Kelompok Bengkel Teater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu. Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Konsep musik dan seni yang fenomenal ini tidak lepas dari kerjasama yang kompak, Iwan menyanyikan lagu yang liriknya sangat puitis yang sebagian dikerjakan oleh Rendra dengan semangat totalitas yang tinggi, dipadu dengan musik yang jelas bukan kerjaan pemusik kacangan. Konser-konser Kantata yang digelar sampai membludak penontonnya.

    Daftar lagu:
    ‘Kantata Takwa’, ‘Kesaksian’, ‘Orang Orang Kalah’, ‘Paman Doblang’, ‘Balada Pengangguran’, ‘Nocturno’, ‘Gelisah’, ‘Rajawali’, ‘Air Mata’, ‘Sang Petualang’.

    22. Cikal (1991)

    Sukses dengan Swami dan Kantata, Iwan lantas tidak menjadi malas. Dibawah bendera Indo Music Box Iwan meluncurkan album Cikal. Cikal adalah nama putri Iwan yang ke dua. Iwan merasa tidak adil kalau galang putra pertamanya dia buatkan lagu, lantas putri keduanya kenapa tidak. Meskipun terlambat (cikal lahir tahun 80-an), maka cikal dibuatkan album khusus untuknya. Namun jangan dikira album ini isinya puji-pujian kepada anak dengan bahasa yang sederhana, lirik dalam album ini begitu dalam dan berat, kental nuansa seni tingkat tinggi. Pendukung dalam album juga bukan musisi sembarangan, ada Gilang Ramadhan, Cok Rampal, Totok Tewel, Embong Raharjo, Mates dan Mahesa Ibrahim. Musik yang ditampilkan jauh berbeda dengan Kantata atau Swami, aroma flute dan perkusi terasa jelas di sini.

    Daftar lagu:
    ‘Intro’, ‘Untuk Yani’, ‘Cikal’, ‘Pulang Kerja’, ‘Alam Malam’, ‘Ada’, ‘Untuk Bram’, ‘Cendrawasih’, ‘Proyek 13’, ‘....’.

    23. SWAMI II (1991)

    Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals membuat album Swami jilid II. Namun album ini tak seheboh album yang pertama. Iwan Fals sendiri malah tidak menjadi vokalis utama pada hits yang dipromokan. Lagu yang dinyanyikan Iwan ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Kebaya Merah’, 'Robot Bernyawa', 'Sangkala'.

    Daftar lagu :
    ‘Hio’, ‘Kuda Lumping’, ‘Kebaya Merah’, ‘Robot Bernyawa’, ‘Na Na Na Na’, ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Sangkala’, ‘Koran’, ‘Rog Rog Asem’.

    24. Belum Ada Judul (1992)

    Album ini menjadi salah satu masterpiece dari Iwan Fals, karena proses rekamannya secara live tanpa di edit. Dan Iwan hanya bernyanyi pakai gitar dan Harmonika yang dimainkan sendiri, tanpa musik pengiring tanpa backing vokal. Hits dalam album ini adalah ‘Belum Ada Judul’, lagu yang sederhana namun dalam maknanya. Kesederhanaan Iwan disini tetap menjadi jaminan nilai jual. Dibawah bendera Harpa records, album Iwan tampil dengan polos yang menunjukkan inilah sesungguhnya seorang Iwan Fals.

    Daftar lagu:
    ‘Belum Ada Judul’, ‘Besar Dan Kecil’, ‘Iya Atau Tidak’, ‘Mereka Ada Dijalan’, ‘Potret’, ‘Di Mata Air Tidak Ada Air Mata’, ‘Ikrar’, ‘Aku Disini’, ‘Mencetak Sawah’, ‘Panggilan Dari Gunung’, ‘Coretan Dinding’.

     25. Hijau (1992)

    Di sini Iwan dan beberapa musisi seperti Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan Jalu mencoba membuat konsep musik yang sangat alam, penuh perkusi, dipayungi bendera Pro Sound.

    Daftar lagu :
    ‘Lagu Satu’, ‘Lagu Dua’, ‘Lagu Tiga’, ‘Lagu Empat’, ‘Lagu Lima’, ‘Lagu Enam’, ‘Hijau’.

    26. Dalbo (1993)

    Iwan dan musisi pendukung dalam grup Swami membentuk grup band Dalbo, musiknya sederhana namun berbobot.

    Daftar lagu :
    ‘Hura Hura Huru Hara’, ‘Kwek Kwek Kwek’, ‘Ini Si Trendy’, ‘Sudrun’, ‘Dunia Binatang’, ‘Hua Ha Ha’, ‘Karena Kau Bunda Kami’, ‘Aku Bosan’, ‘Bidadari Senjakala’, ‘Dalbo’.

    27. Orang Gila (1994)

    Bersama Billy J. Budiharjo Iwan membuat album baru yang dari judulnya sudah menarik perhatian. ‘Orang Gila’ menjadi hits yang lumayan laku bersama lagu ‘Awang Awang’ dan ‘Satu Satu’.

    Daftar lagu:
    ‘Orang Gila’, ‘Awang Awang’, ‘Satu Satu’, ‘Lagu Cinta’, ‘Doa Dalam Sunyi’, ‘Lingkaran Hening’, ‘Puisi Gelap’, ‘Menunggu Ditimbang Malah Muntah’.

    28. Anak Wayang (1994)

    Iwan Fals bersama Sawung Jabo meluncurkan album Anak Wayang ini untuk mengisi kekosongan yang ada, Iwan yang mulai gelisah berkarya, dibantu oleh Jabo untuk bangkit. Hasilnya album ini yang sederhana dan berbobot.

    Daftar lagu:
    ‘Lingkaran Aku Cinta Padamu’, ‘Dihatimu Aku Berlindung’, ‘Anak Wayang’, ‘Nasib Nyamuk’, ‘Jogja’, ‘Telaga Dan Bencana’.

    29. Kantata Samsara (1998)

    Melanjutkan sukses Kantata Takwa, Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals dan kawan-kawan meluncurkan album Kantata Samsara. Album ini sejenis dengan Kantata Takwa, sama fenomenalnya dan megah.

    Daftar lagu:
    ‘Samsara’, ‘Nyanyian Preman’, ‘Pangeran Brengsek’, ‘Anak Zaman’, ‘Lagu Buat Penyaksi’, ‘Panji-Panji Demokrasi’, ‘Asmaragama’, ‘Songsonglah’, ‘Langgam Lawu’, ‘Bunga Matahari’, ‘For Green And Peace’.

    30. Live Kantata Takwa Samsara ("Peristiwa Senayan")
    Pada tanggal 6 Juli 1998 Kantata menggelar konser di Parkir Timur Senayan Jakarta. Sayang konser ini tidak sampai usai karena ada kerusuhan penonton. Album ini merekam secara live konser tersebut.

    31. Best Of The Best (2000)

    Pada album ini Iwan mengaransemen ulang dua buah lagu lamanya yaitu lagu ‘Entah’ dan ‘Kumenanti Seorang Kekasih’. Selebihnya hanya kumpulan lagu-lagu lama. Album ini cukup sukses dipasaran, wajar dirindukan penggemarnya karena cukup lama Iwan tidak tampil setelah anak pertamanya Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Dalam album ini Iwan seperti lahir kembali, gaya vokalnya berubah, namun tetap berbobot. Iwan kembali dipayungi bendera Musica.

    32. Suara Hati (2002)

    Iwan Fals benar-benar lahir kembali, setelah di album sebelumnya orang bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu, vokal, musik, benar-benar fresh. Album ini menjawab pertanyaan tentang kevakuman Iwan dalam bermusik. Lagu-lagu pada album ini berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu. Iwan menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi yang digawangi oleh istrinya (Rossana). Iwan mulai rajin menggelar konser baik di TV maupun outdoor.

    Daftar lagu :
    ‘Kupu Kupu Hitam Putih’, ‘Hadapi Saja’, ‘Suara Hati’, ‘Untukmu Negeri’, ‘Doa’, ‘15 Juli 1996’, ‘Belalang Tua’, ‘Untuk Para Pengabdi’, ‘Seperti Matahari’, ‘Dendam Damai’, ‘Di Ujung Abad’.

    33. In Collaboration With (2003)

    Album ini mendapat triple platinum dan mendapat penghargaan sebagai album terbaik dan single terbaik. Album ini adalah kolaborasi Iwan dengan musisi muda berbakat seperti Pongky (Jikustik), Eross (Sheila On 7), Harry Roesli, Aziz (Jamrud), Piyu (Padi), Ahmad Dhani (Dewa), Tohpati, Kikan (Coklat), Heirrie Buchaery. Hits ‘Aku Bukan Pilihan’ meledak dipasaran.

    Daftar lagu:
    ‘Aku Bukan Pilihan’, ‘Senandung Lirih’, ‘Rinduku’, ‘Hadapi Saja (new version)’, ‘Sesuatu Yang Tertunda’, ‘Sudah Berlalu’, ‘Kupu Kupu Hitam Putih (new version)’, ‘Suara Hati (new version)’, ‘Belalang Tua (new version)’, ‘Ancur’.

    34. Manusia Setengah Dewa (2004)

    Album ini dikerjakan hanya dengan suara Iwan dan Gitar akustik yang dimainkan sendiri. Seperti album Belum Ada Judul namun tanpa harmonika. Ada sedikit masalah pada peredaran album ini yaitu cover depannya diprotes sekelompok umat Hindhu karena menampilkan gambar salah satu dewa mereka. Iwan Fals bersama Musica menarik peredaran kaset dan mengganti cover depannya.

    Daftar lagu:
    ‘Asik Nggak Asik’, ‘Manusia Setengah Dewa’, ‘17 Juli 1996’, ‘Dan Orde Paling Baru’, ‘Buktikan’, ‘16 Juli 1996’, ‘Ngeriku’, ‘Matahari Bulan Dan Bintang’, ‘Desa’, ‘Para Tentara’, ‘Mungkin’, ‘Politik Uang’.

    35. Iwan Fals In Love (2005)

    Album ini muncul ahir tahun 2005, hanya berisi dua buah lagu baru yaitu ‘Izinkan Aku Menyayangimu’ karya Rieka Roslan diaransemen oleh Erwin Gutawa dan ‘Selamat Tidur Sayang’ karya Titiek Puspa yang diaransemen oleh Andi Rianto. Ada pula lagu "Rinduku" yang diaransemen ulang. Selebihnya lagu lama.

    36. 50:50 (2007)

    Album dari Iwan Fals sang maestro musik Indonesia yang diluncurkan pada awal bulan April 2007 ini dikemas dengan titel 50:50, dapat diartikan bahwa dari 12 lagu disini 6 buah diciptakan oleh Iwan Fals dan 6 sisanya diciptakan oleh musisi lain seperti Bongky (BIP), Dewiq, Opick, Pongky (Jikustik), Digo, dan Yockie/Remy Soetansyah. Album ini memiliki perpaduan yang seimbang antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial. Aransemennya dibantu oleh Bongky, Addie MS, Yockie Suryo Prayogo, Erwin Gutawa, Bagoes A.A dan Andi Bayou.

    Daftar lagu:
    ‘Mabuk Cinta’, ‘Masih Bisa Cinta’, ‘Yang Tercinta’, ‘Tak Pernah Terbayangkan’, ‘Apakah Aku Benar - Benar Memiliki Kamu’, ‘Rubah’, ‘KaSaCiMa’, ‘Pulanglah’, ‘Ini Bukan Mimpi’, ‘Ikan-Ikan’, ‘Negara’, ‘Cemburu’.

    36. Untukmu Terkasih (2009)

    Setelah Menunggu sekian tahun, akhirnya Iwan fals merilis album barunya pada bulan Juli 2009. Lebih tepatnyaini adalah mini album karena berisi dua buah lagu yaitu Untukmu Terkasih dan Merdeka. Dan pada album ini. Iwan Fals sudah lepas dari Label Musica. Dia sekarang sudah digandeng oleh Falcon Music.

    Album ini baru tapi lama, sebab lagu keduanya sudah dikenalkan kepada publik lewat Konser_konser maupun melalu Ring Back Tone Telepon Selluler. Lagu "Untukmu Terkasih" adalah karya Fajar Budiman, sedangkan lagu "Merdeka" adalah karya Iwan Fals yang sudah sering dinyanyikan pada Live Konsernya sejak tahun 90'an.

    37. Keseimbangan (2010)Album Keseimbangan ini sebenarnya memuat sepuluh lagu 'lama' dan dua lagu baru. Lagu lama yang saya maksud adalah lagu-lagu uncommercial Iwan Fals yang rekaman livenya banyak dimiliki penggemar. Namun lagu-lagu itu semua dikemas dalam racikan baru, fresh, clingg.. Dua lagu baru yang tidak pernah saya dengar sebelumnya adalah lagu Ya Allah Kami dan lagu berjudul unik, ^O^ yang disini mbak Yos (istri Iwan) ikut menjadi backing vocal.

    Pada paragraf awal saya katakan album ini kaya dengan musik, mungkin karena ada Totok Tewel sebagai lead guitar yang membuat musiknya terasa berbingkai rock?. Namun tentu saja semua pemain band berperan besar dalam hidupnya lagu-lagu dalam album ini yaitu mas Heirrie (bass - yang juga melakukan mixing), mas Edi (keyboard) serta mas Deni (drum).


    Daftar lagu dalam album Keseimbangan.

    1. Suhu (lirik Subur Raharja)
    2. Ya Allah Kami
    3. Hutanku (lirik MS Kaban)
    4. Pohon Untuk Kehidupan (lirik Muh. Ma'mun)
    5. Tanam Siram Tanam
    6. Ayolah Mulai
    7. Aku Menyayangimu (lirik KH Mustofa Bisri)
    8. ^O^
    9. Sepak Bola
    10. Kuda Coklatku
    11. Jendral Tua
    12. Malahayati (Lirik Endang Murdopo)




    SINGEL :
    • Mata Hati (1995)
     Single yang musiknya dikerjakan oleh Ian Antono. Dikemas dalam bentuk album yang dipadu dengan lagu-lagu lama Iwan Fals, pada side B diisi lagu dari pendatang baru yang bernama Bobby Eress. Lagu ini sendiri musiknya cukup sederhana namun liriknya sangat mewah, dan pantas menjadi salah satu single terbaik milik Iwan Fals.
    • Orang Pinggiran (1995)
     Single yang dinyanyikan bersama Franky S dan musik oleh Ian Antono. Merupakan lanjutan kerjasama mereka setelah meluncurkan single Terminal yang sukses dipasaran. Single Orang Pinggiran juga mendapat respon positif di dunia musik Indonesia.

     Lagu Pemanjat – Trahlor (1996)

    Single ini dipesan oleh komunitas penggemar panjat tebing, dipakai sebagai lagu wajib komunitas tersebut. Kecintaan Iwan Fals pada alam dianggap dapat mewakili. Dikemas dalam bentuk album yang sederhana, Iwan hanya menyanyikan lagu ‘Lagu Pemanjat’ selebihnya dinyanyikan oleh Cok Rampal dan Harry Suliztiarto.

    Daftar lagu:
    ‘Lagu Pemanjat’, ‘Pada Batu Dalam Diam’, ‘Yang Mana Jalan Ke Situ’, ‘Kudatangkan Tubuhmu’, ‘Lagu Lama Gaungnya Rata’, ‘8,8 mm Dalam Kuasamu’, ‘Iya Memang Kamu’, ‘Cair Lalu Mencari’.
    • Terminal (1994) 
    Single yang dinyanyikan bersama Franky S dan musik oleh Ian Antono. Kabarnya single ini dimunculkan sebagai rasa terima kasih Iwan Fals kepada Franky S yang pernah memberikan lagu Kemesraan untuk dinyanyikan Iwan Fals. Seperti diketahui single Kemesraan menjadi booming setelah dinyanyikan Iwan Fals bersama artis-artis Musica, walaupun sebenarnya lagu ini sudah pernah dibawakan oleh Franky dan Jane juga oleh Iwan Fals bersama Rossana istrinya dan Galang Rambu Anarki (Alm) anaknya tetapi kurang mendapatkan respon pasar. Iwan Fals merasa mempunyai hutang budi sehingga membuat lagu Terminal untuk dinyanyikan bersama Franky S dan musiknya dikerjakan Ian Antono.

    Selancar & Haruskah Pergi (2006)

    Pada pertengahan tahun 2006 Iwan Fals berkolaborasi dengan Indra Lesmana, menampilkan dua buah lagu baru dengan sentuhan musik yang berbeda yaitu lagu Haruskah Pergi dan Selancar. Peredaran lagu ini dilakukan secara digital oleh Independent Music Portal (Import). Untuk memilikinya dengan cara membeli melalui SMS yang akan dipotong pulsa Rp.5000,- untuk setiap lagu yang didownload dari website Import. Secara keseluruhan dua lagu baru Iwan Fals ini sangat berkualitas dan berbobot baik materi musik, pengerjaannya juga liriknya.

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More