Saturday, June 2, 2012

Konser Kantata Barock 2011

INILAH.COM, Jakarta - Pagelaran konser akbar 'Kantata Barock' di Stadion Utama Gelora Bung Karno banyak membawakan lagu bertema kritik sosial. Setiawan Djody, Sawung Jabo dan Iwan Fals berorasi menyuarakan kegelisahan rakyat Indonesia.

Konser yang di gelar hari Sabtu (31/12/11) malam itu dimulai dengan video dari tokoh sastrawan almarhum WS Rendra yang membaca puisi dengan diiringi instrumen dari Sawung Jabo.

Sambutan hangat Setiawan Djody dan Iwan Fals membuat puluhan ribu penonton yang tumpah di tengah lapangan stadion GBK berteriak semangat meski sempat diguyur hujan gerimis.

Seperti 'Kantata Takwa', konser 'Kantata Barock' juga mengusung lagu-lagu sindirian terhadap para pemimpin yang tidak adil. Para musisi senior itu membawakan lagu Tikus Ngonggrong yang menceritakan tentang maraknya praktik korupsi di negeri ini.

Dengan lantang, Setiawan Djody berorasi diatas panggung menyerukan kepada pejabat untuk berlaku jujur, "Jangan merugikan rakyat. Pemimpin harus tegas memberantas korupsi yang masih ada di sekeliling kita,".
Tidak hanya itu, 'Kantata Barock' juga menggandeng band Kotak untuk menyuarakan hati rakyat lewat lagu Panji-Panji Demokrasi. Perpaduan suara Tantri dan Iwan Fals membuat puluhan ribu penonton bergerak mengangkat tangan.

Meski Setiawan Djody pernah mengalami koma beberapa bulan di Singapura, malam itu Djody tidak terlalu banyak bergerak. Djody sempat berpesan untuk menjaga perbedaan di tanah air, janganlah perbedaan itu membuat Indonesia terpecah belah. "Sudah jelas ideologi kita Pancasila," tegas Djody.
Pagelaran konser untuk rakyat itu berlangsung sekitar tiga setengah jam. Lagu Bongkar dan Bento menjadi tembang andalan Kantata Barock.


Sabtu, 31 Desember 2011
Kantata Barock, Lebih Tua, Lebih Ngerock...!!

TEMPO.CO , Jakarta:-- Setelah sepuluh tahun absen, kelompok musik Kantata, Jumat malam 30 Desember 2011, menggelar konser di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Band yang kini bernama Kantata Barock itu mengusung 24 lagu, yang sebagian besar merupakan lagu lama. Musik yang lebih keras dan tata panggung yang meriah membuat konser ini terasa istimewa.

Sawung Jabo, arsitek musik Kantata, muncul seperti biasa, dengan baju merah dan tutup kepala berwarna sama. Adapun Setiawan Djody, penyandang dana dan pemain gitar di Kantata, tampak ingin tampil prima, meski kondisinya masih lemah karena baru sembuh dari sakit. Ia bermain tak jauh-jauh dari kursinya. Meski demikian, dia bermain cukup bersih.

Iwan Fals--yang dalam konser Kantata Revolvere 10 tahun lalu tak ikut--kini juga membawakan lagu Mata Dewa, yang merupakan karya pribadinya. Lagu lawas Kantata yang dinyanyikan semalam di antaranya Bento dan Hio. Jabo mengatakan lagu-lagu ini masih relevan dengan situasi saat ini. "Untuk mengingatkan, lagi pula kondisinya tak jauh beda," ujarnya.

Konser ini pun dimeriahkan dengan tata panggung yang ciamik. Foto Gayus menjadi astronaut muncul di atas panggung. Musik mereka dipancarkan oleh tata suara berkekuatan 300 ribu watt. Sejumlah adegan teatrikal juga dimainkan dalam konser tersebut. Hal ini akan mengingatkan kita pada penampilan kelompok musik Sirkus Barok yang dipimpin Jabo.

Pelantunan sejumlah lagu lama Kantata yang syairnya dibuat penyair W.S. Rendra itu sempat diprotes oleh ahli warisnya. Mereka merasa tidak dimintai izin atas dimainkannya lagu-lagu tersebut dalam konser kali ini. Djody mengaku sudah meminta izin kepada janda Rendra, Ken Zuraida.

Sementara itu, lagu baru mereka adalah Mukjizat, Barong Bento, Megalomania, dan Ombak. Megalomania bercerita tentang masyarakat Indonesia yang lebay. Selain lebih ngerock, musik Kantata kali ini diperkaya oleh bunyi-bunyian perkusi tradisional.

Kantata Barock adalah "jelmaan" baru dari grup musik yang digawangi Iwan, Djody, dan Jabo. Berawal sebagai Kantata Takwa (1991), lalu menjadi Kantata Samsara, kemudian Kantata Revolvere. Terakhir mereka konser di Senayan pada 2001.

Sebelum dimulai pada pukul 8 malam, sempat terjadi insiden jebolnya pintu Sektor 3 Stadion Senayan. "Sempat menjebol sedikit, tapi bisa terkendali. Biasa, para ABG yang tidak mempunyai karcis," ujar Ozon Listanto, Ketua OI Bandung Raya, yang ikut memantau lapangan, kepada Tempo. OI adalah organisasi fan Iwan Fals.


 SETIAWAN DJODY
                             SAWUNG JABO












IWAN FALS

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More